Nilai kiriman mutiara hasil budidaya di perairan Lombok yang dikirim ke luar daerah dan luar negeri selama tahun 2023 mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Secara akumulatif, berdasarkan catatan BKIPM Mataram, nilainya mencapai setengah triliunan.
Pada tahun 2022 lalu, data lalu lintas domestik komoditi mutiara Lombok sebesar Rp48,6 miliar lebih. Sementara nilai total yang sudah diekspor mencapai Rp160,6 miliar lebih. Pada tahun 2023, nilai ini melonjak. Untuk pengiriman domestik nilainya menjadi sebesar Rp77,4 miliar lebih. Sementara yang diekspor nilainya mencapai Rp430,5 miliar lebih.
Jika ditotal selama setahun, baik yang dikirim ke berbagai daerah di Indonesia (domestik) dan ke berbagai negara (ekspor), nilai kiriman mutiara Lombok pada tahun 2022 sebesar Rp209,2 miliar lebih. Pada tahun 2023 menjadi Rp507,9 miliar lebih. Pada tahun 2023, sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspor mutiara Lombok diantaranya, Hongkong, Jepang, Australia, China, Thailand, Amerika, India, Switzerlenad, Singapore, Uni Emirat Arab, Kanada, Philiphina, Spain, Korea Utara, Kuwait, Malaysia, Prancis, Belgia, Denmark, Vietnam, Inggris, Mexico, Jerman, Austria,Bahrain, Brazil, Chile, Macau, Newzeland, Turkey, Polandia, Kroasia, Italy, United Kingdom.
Plt. Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Mataram, Ni Luh Anggra Lasmika, S.St.Pi.M.Tr.Pi menyebut, NTB sangat bersyukur, memiliki sumber daya perairan yang sangat cocok untuk budidaya mutiara laut selatan (south sea pearl). Tidak banyak wilayah perairan di Indonesia, bahkan di dunia yang cocok untuk budidaya mutiara laut selatan ini.
Pada tahun 2023, harga mutiara mengalami kenaikan berdasarkan informasi para pelaku usaha mutiara. Bahkan tidak jarang, pemodal-pemodal luar negeri datang belanja langsung untuk mendapatkan stok mutiara. Luh Anggara menambahkan, pada setiap kegiatan pengiriman mutiara, baik domestic, apalagi mancanegara, terlebih dahulu mutiara-mutiara ini harus dilaporkan, baik oleh perorangan maupun perusahaan.
Pelaporan dilakukan secara online. Selanjutnya, BKIPM melakukan pengecekan fisik barang yang akan dikirim, dan diterbitkan Healt Certificate (HC). Sebagai gambaran umum, South Sea Pearls dikenal dengan kualitasnya yang luar biasa dan keunikannya. Mutiara ini dihasilkan oleh kerang Pinctada maxima dan memiliki ukuran yang besar, berkisar antara 9 sampai 17 mm. Mutiara ini memiliki bentuk yang mendekati bulat sempurna dan tergolong jenis baroque.
Mutiara South Sea Pearl juga memiliki warna putih keemasan dengan permukaan yang berkilau biru, perak, hijau, dan merah ketika terkena cahaya. Warna dan kilau ini menambah nilai estetika dan keindahan mutiara tersebut.
Sementara itu, proses budidaya dan pengolahan mutiara ini rumit dan memakan waktu yang lama. Pada beberapa jenis mutiara, proses budidaya bahkan dapat memerlukan waktu hingga 4 tahun sebelum mutiara dapat diolah dan dijual sebagai perhiasan.
Dari sisi Keterbatasan Produksi, mutiara South Sea Pearls sangat eksklusif dan hanya berasal dari wilayah tertentu seperti Laut Cina Selatan, yang merupakan wilayah negara-negara Asia Tenggara dan sekitarnya seperti Myanmar, Australia, dan Indonesia. Karena alasan-alasan ini, South Sea Pearls dianggap sebagai salah satu jenis mutiara paling mahal dan banyak dicari di pasar perhiasan internasional.
sumber: suarantb.com

Leave A Comment